Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Keutamaan Sikap Ridha dan Cara Meraihnya



Ridha secara bahasa berarti rela, menerima, atau puas. Dalam terminologi Islam, ridha adalah sikap hati yang menerima sepenuhnya segala ketetapan Allah dengan rasa ikhlas, baik dalam hal yang disukai maupun yang tidak disukai. Sikap ini mencerminkan ketundukan seorang hamba kepada kehendak Allah, disertai keyakinan bahwa semua yang Allah tetapkan adalah yang terbaik. Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat dibahas tentang keutamaan sikap ridha:

1. Keutamaan Sikap Ridha

a. Mendapat Ketenangan Hati

Orang yang ridha dengan takdir Allah akan merasa tenang, tidak gelisah, dan tidak terombang-ambing oleh keadaan.

Dalil:

Allah berfirman:

"Barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya." (QS. At-Taghabun: 11)

b. Dicintai oleh Allah

Ridha kepada Allah menunjukkan kepatuhan dan kecintaan yang tulus, yang menjadikan seorang hamba dekat dengan-Nya.

Hadis:

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah akan ridha kepada seorang hamba yang ridha dengan Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabinya." (HR. Muslim)

c. Kebahagiaan di Dunia dan Akhirat

Sikap ridha mengantarkan kepada kebahagiaan sejati karena seseorang tidak terjebak pada kesedihan atau penyesalan berlebihan.

d. Meningkatkan Keimanan

Ridha adalah cerminan iman yang kokoh, karena hanya orang yang percaya kepada kebijaksanaan Allah yang mampu menerimanya dengan ikhlas.

e. Pahala Besar di Akhirat

Ridha merupakan salah satu sifat penghuni surga, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:

"Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun ridha terhadap-Nya." (QS. Al-Bayyinah: 8)

Cara Melatih Sikap Ridha

-Memperkuat Iman dan Tawakal: Yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah yang terbaik menurut Allah.

-Bersyukur atas Nikmat Kecil dan Besar: Latih diri untuk selalu melihat sisi positif dalam setiap keadaan.

-Menghindari Sikap Keluh Kesah: Hadapi ujian dengan sabar dan doa, bukan keluhan.

-Belajar dari Kisah Para Nabi dan Salafus Salih: Contohnya Nabi Ayub yang tetap sabar dan ridha meskipun diuji dengan sakit dan kehilangan.