3 Bentuk Sikap "Ghuluw" yang Terlarang Dalam Islam, Bahayanya!
Dalam Islam, sikap ghuluw atau berlebihan dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam akidah, ibadah, maupun interaksi sosial, adalah perilaku yang sangat dilarang. Ghuluw berasal dari kata ghala yang bermakna “melampaui batas” atau “berlebihan”. Sikap ini muncul ketika seseorang melampaui ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat.
Larangan Ghuluw dalam Al-Qur'an dan Hadis
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memperingatkan umat manusia untuk tidak bersikap berlebihan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.”
(QS. An-Nisa: 171)
Ayat ini menunjukkan bahwa sikap ghuluw sudah terjadi sejak dahulu, terutama di kalangan Ahli Kitab yang melampaui batas dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama mereka. Islam hadir untuk meluruskan agar umat manusia tetap berada di jalan tengah (wasathiyyah).
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Jauhilah oleh kalian sikap berlebihan dalam agama, karena sesungguhnya sikap berlebihan itu telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.”
(HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
Contoh-Contoh Sikap Ghuluw
1. Ghuluw dalam Akidah
Salah satu bentuk ghuluw dalam akidah adalah pengkultusan terhadap makhluk, seperti memuja nabi atau wali hingga menyerupai kedudukan Tuhan. Contohnya adalah orang-orang Nasrani yang mengangkat Nabi Isa sebagai anak Allah. Dalam Islam, hal ini sangat dilarang karena bertentangan dengan konsep tauhid.
2. Ghuluw dalam Ibadah
Bersikap berlebihan dalam ibadah juga dilarang. Sebagai contoh, seseorang yang merasa harus terus berpuasa tanpa henti atau melaksanakan salat malam tanpa istirahat, padahal Rasulullah ﷺ telah memberikan panduan untuk moderasi. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidaklah seseorang memperberat dirinya dalam agama kecuali ia akan kalah.”
(HR. Bukhari)
3. Ghuluw dalam Muamalah
Sikap ghuluw juga dapat muncul dalam interaksi sosial, seperti bersikap terlalu keras terhadap orang lain dalam menyampaikan dakwah atau melampaui batas dalam memaksakan kehendak. Rasulullah ﷺ mencontohkan untuk berdakwah dengan kelembutan, hikmah, dan kasih sayang.
Dampak Negatif Ghuluw
Sikap ghuluw dapat membawa dampak buruk, baik bagi individu maupun masyarakat:
1-Merusak Keimanan: Ghuluw dalam akidah dapat menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam syirik.
2-Mengurangi Kebahagiaan Hidup: Orang yang berlebihan dalam beribadah tanpa memperhatikan hak tubuhnya akan merasa kelelahan dan sulit menikmati hidup.
3-Memecah Persatuan: Sikap ghuluw dapat menyebabkan perpecahan karena ketidakmampuan seseorang untuk menerima perbedaan.
Sikap Wasathiyyah sebagai Solusi
Islam menekankan pentingnya bersikap wasathiyyah atau moderat dalam segala aspek kehidupan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat yang adil dan pilihan...”
(QS. Al-Baqarah: 143)
Sikap wasathiyyah mendorong umat Islam untuk menjalani agama dengan seimbang, antara kehidupan dunia dan akhirat, antara ibadah dan muamalah, serta antara hak individu dan hak masyarakat.
Ghuluw adalah sikap yang terlarang dalam Islam karena bertentangan dengan prinsip keseimbangan dan moderasi. Umat Islam diperintahkan untuk menjauhi sikap ini agar tetap berada di jalan yang lurus. Dengan mengamalkan sikap wasathiyyah, umat Islam dapat menjalani kehidupan yang harmonis, penuh rahmat, dan diridai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wallahu a'lam.