Implementasi Pendidikan Karakter Pesantren Membentuk Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin
Pendidikan Islam idealnya membangun dan menyiapkan anak-anak dalam keluarga, termasuk para siswa/i yang beriman, beramal saleh, dan berilmu tinggi (Hidayah et al., 2023). Para pendidik perlu menyadari betapa pentingnya pendidikan karakter sebagai sarana pembentuk perilaku, pengayaan nilai individu dengan cara menjadi figur keteladanan bagi anak didik serta mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa kenyamanan dan keamanan yang dapat membantu suasana pengembangan diri individu secara menyeluruh dari segi teknis, intelektual, psikologis, moral, sosial, estetis dan religius.
Karakter merupakan perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada kualitas perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau apakah perbuatan itu bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah.
Pembentukan karakter di lingkungan pesantren direpresentasikan dengan proses pembelajaran dan kegiatan harian yang terjadwal. Para santri menjalankan aktivitas keseharian dengan jadwal yang terstruktur dan pengawasan penuh oleh para guru selama kurang lebih 24 jam. Dengan kegiatan sepadat itu oleh kalangan pesantren disebut dengan total quality control dengan harapan akan mencetak generasi muslim yang berkarakter.
KH. Hasyim Muzadi mendukung gagasan Islam rahmatan lil'alamin melalui tiga pendekatan (Rosidi et al., 2020). Pertama dan terpenting, fiqh ad-dakwah. Pendakwah berfungsi seperti mursyid (pengayom dan pembimbing). Kualitas ditingkatkan dengan mendorong yang buruk menjadi yang baik. Tidak hitam-putih dalam mengajak orang dalam konteks ini.
Dicarikan terlebih dahulu illatnya, kemudian diambil obat penyembuhnya, masing-masing dalam porsi. Kedua, fiqh al-ahkam, berlaku untuk orang-orang yang sudah siap melaksanakan syariat Islam secara menyeluruh dan menyeluruh. Ketiga, fiqh as-siyasah, Aspek ini mencakup tata hubungan agama-negara dan nasional, serta hubungan internasional.
Fiqh ad-da’wah menciptakan metode untuk menyampaikan dakwah keagamaan dengan cara yang baik dan benar, dan masing-masing pendekatan di atas mempengaruhi pelaksanaannya.
Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam yang kaya akan tradisi dan nilai-nilai luhur, memiliki peran sentral dalam membentuk karakter pelajar yang sesuai dengan profil tersebut. Namun, dalam konteks dunia yang semakin kompleks dan dinamis, pengembangan profil pelajar rahmatan lil alamin di pesantren menghadapi tantangan tersendiri.
Hidayah, N., Tobroni, T., & Nurhakim, N. (2023). Rahmatan lil’alami Islamic Education Curriculum Reconstruction: Healthy and Safe for Students’ Spiritual and Physical Development. Belajea: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 35. https://doi.org/10.29240/belajea.v8i1.7208
Rosidi, Muqowin, & Radjasa. (2020). Implementasi Islam Rahmatan Lil ’Alamin. Ta’Limuna, 9(02), 86–100. http://www.lsi.or.id/riset/447/rilis-survei-lsi-03-november-2019.