Tausiyah K.H. Imam Haromain: Pemimpin yang Sanggup Mengusap Airmata Umat
Bismillah. Alhamdulillah.
Masihkah tersisa air mata kita, untuk menangisi
akibat dari krisis global yang telah berpanjang-panjang itu? Kericuan
di segmen sosial, hingga kini kiranya tak kunjung selesai. Angka
kriminalitas bahkan telah mengalami lonjakan yang tak pernah
terbayangkan sebelumnya. Krisis ekonomi juga telah melahirkan
pengangguran dimana-mana. Kelaparan sudah bagai epidemi, yang
merambat ke berbagai daerah hingga kampung-kampung pinggiran desa.
Pada ranah politik, kita juga tak makin dewasa
untuk bisa berunding dalam satu meja secara damai. Saling fitnah,
saling tuding dan saling maki telah menghiasi media massa saban pagi.
Dunia peradilan juga tak makin dekat dengan harapan keadilan. Tak
sedikit kasus-kasus ketidak-adilan yang cuma berhenti sebagai kasus
semata. Tindak asusila juga telah mereba dimana-mana. Pelecehan kaum
perempuan, hingga kini pun masih belum sanggup dipamungkasi secara
arif pula.
Krisis multi-dimensi yang berderet-deret itu,
sesungguhnya bermula dari krisis keteladanan. Mencari pemimpin yang
memiliki keteladanan, begitu sulit bagai mencari jarum di tumpukan
jerami. Kibaran-kibaran bendera para calon pemimpin di pinggiran
jalan-jalan, tak memberikan harapan kepada kita sebuah masa depan
yang lebih cemerlang. Berjajar-jajar baliho sepanjang jalan dan
jutaan stiker gambar sang calon pemimpin, juga tak menjamin bahwa
kita sedang membeli kucing dalam karung.
Padahal yang sungguh-sungguh kita butuhkan saat
ini, adalah figur pemimpin yang benar-benar memiliki visi dan misi
yang pasti buat hari esok bangsa yang lebih gemilang. Sebab tanpa
adanya pemimpin yang visioner, berkompeten dan memiliki integritas
yang tinggi, maka perahu bangsa ini akan menjadi makin tak
terkendali.
Kurang Gizi - Salah satu akibat dari kurang gizi |
Dan itu akan mengakibatkan pelayanan kesehatan,
tetap saja tak terjangkau oleh saku ekonomi masyarakat miskin.
Orientasi dunia pendidikan, juga semakin jauh dari target moralitas
dan akhlaqul karimah. Bayangkan saja, negeri ini sudah tak
lagi menjadi konsumen narkoba yang pasif, melainkan bahkan sudah jadi
mata-rantai dari jaringan pendistribusian secara internasional.
Maka tak ada waktu lagi; kini harus tampil seorang
leader yang secara ideal sanggup memenej dan berani menawarkan
keteladanan. Dirirnya harus mampu pula untuk merangkum dari berbagai
elemen masyarakat, yang memang berbeda-beda dari sisi keyakinan,
tradisi kultural, etnisitas, ideologi, tingkat pemikiran, cita rasa
dan kecenderungan, serta sederet perbedaan-perbedaan lainnya.
Lantas bagaimanakah cara memperoleh pemimpin yang
seperti itu? Jawabnya, bercerminlah pada keteladanan Rasulullah SAW.
Sebab beliau adalah sosok pemimpin yang mampu meletakkan dasar-dasar
kepemimpinan, serta sanggup memenej berbagai urusan yang melingkupi
segala bidang. Inilah sang pemimpin yang dengan santun menyakini,
bahwa jabatan merupakan sebuah tanggung jawab dunia dan sekaligus
akhirat. Maka dirinya tak akan mempergunakan jabatannya, untuk
membidik peluang kekayaan.
Itulah figur pemimpin yang tak bisa tidur nyenyak,
ketika melihat orang-orang yang dipimpinnya sama-sama mengencangkan
ikat pinggang karena kurang pangan. Dirinya tak akan berfoya-foya,
karena rakyatnya masih banyak yang bergizi buruk, kurang sandang dan
kurang papan. Pemimpin seperti inilah, yang merasakan keprihatinan
dan jeritan nurani masyarakatnya. Maka dari rel panjang perjalanan
demokrasi bangsa ini, kita berharap bakal menemukan figur pemimpin
yang sanggup mengusap air mata umatnya.
Wallahu a’lam bish-shawab!
*) Tausiyah Islam ini ditulis oleh K.H. Imam Haromain, M.Si., Pengasuh Asrama Sunan Ampel Putra Pon. Pes. Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang.
Gambar diambil dari flickr.com.